Minggu, 14 Desember 2014

Dalam Mangkok Bakso


Bakso ...
Siapa yang tak mengenalnya
Dari ujung barat hingga timur
Dari Malang hingga Jerman
Meski dalam nama, bentuk, dan rasa yang lain

Sebagai dasar, terisi sepotong mie yang panjang
Orang Cina berkata, mie adalah harapan untuk berumur panjang
Kemudian beradu dengan hijaunya daun cesim
Perlu ditambah irisan kecil daun seledri atau ketimun
Jangan lupakan garam, bila perlu penyedap makanan
Bawang goreng pun menjadi pelengkap yang khas
Dan sang inti adalah beberapa bulatan daging giling dan bumbu rahasia
Saat itulah kuah kaldu kan disiramkan

Yang ditunggu telah datang
Seporsi bakso, lengkap dengan kecap, saos dan sambal
Ada pula kerupuk, kacang, tahu hingga ketupat
Tak ketinggalan segelas es teh, es jeruk pun tak masalah

Terserah pada anda segala takaran itu
Berapa banyak sambalnya
Berapa sedikit kecapnya
Bahkan bisa tanpa mereka semua

Sejatinya peracik bakso adalah penjualnya
Tapi soal rasa, tetap kita penguasanya
Tak peduli pada hari yang panas, atau hujan yang lebat
Seporsi bakso tetaplah menjadi teman yang setia...

Selamat makan siang (walau sudah terlambat..)

Rabu, 10 Desember 2014

Senja


Putaran hari belumlah diujung
Ketika matahari kian condong dalam langit barat
Saat para pekerja telah lelah dengan kebosanan yang berat
Dan burung pun ikut pulang ke pohon yang rindang

Untunglah hujan tak lagi mengguyur
Seperti hari kemarin, dimana hujan membasahi aspal
Dan mereka sibuk dengan mantel dan payung
Sementara kini, sore yang cerah, angin berhembus pelan
 
Senja belumlah dimulai sepenuhnya
Mungkin masih dua jam lagi ketika jingga merajai langit barat
Sementara dibagian timur hanya tersisa langit biru dengan awan putih
Kemudian berpadu dengan alunan doa suci
 
Senja kali ini tak seindah lukisan
Bukan pula seperti dalam foto seorang penjelajah
Senja ini hanyalah senja biasa,
Seperti hari yang berlalu dengan biasa saja

Selasa, 09 Desember 2014

Hujan


Waktu telah menunjuk pada angka 4
Dan hari telah beranjak pada sore
Saat matahari harusnya bersinar dari barat
Dan para manusia berpulang dari pekerjaannya

Kucium aroma tanah satu jam yang lalu
Saat rintik hujan pertama menyentuhnya
Debu dan pasir segera menguap
Menghilang bersama datangnya hujan

Lalu lalang jalanan masih terasa sama
Seperti hujan ini yang masih turun
Kulihat mahluk besi berebut tempat diatas aspal
Beradu cepat dan menghindar dari kubangan air

Seekor cicak mendekati lampu, berharap ada sedikit kehangatan
Sementara diluar, daun pohon bergoyang tertiup angin, dingin

Hujan seakan berhenti, rintik tak lagi turun
Tergantikan angin yang makin meniupkan dedaunan
Sementara penjual es buah sibuk menutup lapaknya
Begitu pula hujan, akankah dia sibuk mengakhiri perjalanannya?
Hanya hujanlah yang dapat menjawabnya..