Selasa, 24 Mei 2016

Senja yang Tak Sama

Senja tak pernah berulang, meski di tempat yang sama
Sama seperti manusia, datang dan pergi, ke dunia yang tak sama

Suatu senja, saat jingga menguasai langit
Mungkin pelukis langit bermurah hati memberi warna dikanvasnya
Diantara putih langit dan hitam bayang bumi


Para petani menyudahi hari ini
Lupakan hektar sawah dan belalang, karena gelap adalah waktu berdiam diri
Para buruh pabrik merampungkan hari ini
Omelan pemilik pabrik kan menghilang bersama malam pekat, dan biarlah esok berulang lagi

Senja sebentar lagi kan pergi, menghilang diujung barat
Dan semoga esok ia kembali, dalam fajar dan senja yang baru




Rasanya seperti menjalani malam yang sangat panjang. Dari bulan Januari sampai Maret yang terasa amat melelahkan, jatuh dari sepeda, mengistirahatkan tangan kiri selama 3 bulan dan tidak bisa menulis dengan dua tangan seharusnya tidak menyebabkan blog ini pingsan. Beberapa ide bersarang dikepala dan hanya sempat tertulis disudut memori. Dari hati yang terdalam sudah sangat ingin menulis, dan semoga memang menjadi sebuah kenyataan ...


Purbalingga, ketika senja ditemani rintik hujan
Sumber gambar : om Google yang baik hati