Selasa, 27 September 2016

Karnaval HUT RI 71 Purbalingga

Sangat terlambat. Kata yang pas untuk tulisan ini, mengendap di draf hampir 3 minggu, dan daripada dibuang begitu mending dibaca lagi. Karnaval tujuh belasan adalah kegiatan wajib diseluruh negeri dalam memperingati hari kemerdekaan. Dari Sabang sampe Merauke pasti melakukannya, penuh kreativitas, kegembiraan, dan semangat. 

Dan untuk HUT RI Ke 71 di kabupaten tercinta Purbalingga, karnaval diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2016, hampir 2 minggu setelah hari peringatan kemerdekaan republik ini. Rencana dimulai pada pukul 8 pagi, tapi kenyataannya mulur hingga jam 10, kasihan mereka yang sudah menanti sedari pagi.  

Kamis, 18 Agustus 2016

Bulan Agustus


Hingar bingar perayaan kemerdekaan akan terasa satu bulan penuh, dari tanggal 1 sampai 31 Agustus setiap tahunnya. Gapura dan tembok dicat baru, bendera merah putih pun berkibar gagah dengan berbagai bentuk dan ukuran, kerlap-kerlip lampu terpasang disudut jalan dan pos ronda, jangan lupakan pula spanduk ucapan yang tertulis diberbaga tempat. Sungguh menyenangkan

Sabtu, 04 Juni 2016

Pemakaman dan Kenangan

Rimbunnya pohon menyambut, membukakan pintu duka,
Rerumputan memberi salam, mengabarimu semalam adalah hujan,
Tempat itu masih sama, dan selamanya akan sama. Pemakaman.

Matahari telah berputar sebanyak dua ribu lima ratus lima puluh lima kali
Masih kuingat, kabar itu bagai bom atom yang menghancurkan Nagasaki
Sendu itu kan membekas, mesti waktu telah berlari. Kematian.

Selasa, 24 Mei 2016

Senja yang Tak Sama

Senja tak pernah berulang, meski di tempat yang sama
Sama seperti manusia, datang dan pergi, ke dunia yang tak sama

Suatu senja, saat jingga menguasai langit
Mungkin pelukis langit bermurah hati memberi warna dikanvasnya
Diantara putih langit dan hitam bayang bumi


Para petani menyudahi hari ini
Lupakan hektar sawah dan belalang, karena gelap adalah waktu berdiam diri
Para buruh pabrik merampungkan hari ini
Omelan pemilik pabrik kan menghilang bersama malam pekat, dan biarlah esok berulang lagi

Senja sebentar lagi kan pergi, menghilang diujung barat
Dan semoga esok ia kembali, dalam fajar dan senja yang baru




Rasanya seperti menjalani malam yang sangat panjang. Dari bulan Januari sampai Maret yang terasa amat melelahkan, jatuh dari sepeda, mengistirahatkan tangan kiri selama 3 bulan dan tidak bisa menulis dengan dua tangan seharusnya tidak menyebabkan blog ini pingsan. Beberapa ide bersarang dikepala dan hanya sempat tertulis disudut memori. Dari hati yang terdalam sudah sangat ingin menulis, dan semoga memang menjadi sebuah kenyataan ...


Purbalingga, ketika senja ditemani rintik hujan
Sumber gambar : om Google yang baik hati