Jumat, 08 Mei 2015

Minggatnya Si Layang-Layang


"Biarlah aku berakhir didalam parit. Perlahan akan hancur tubuhku oleh air kotor. Semakin jauh mereka bergerak, semakin aku sekarat"

Sungguh, hidup terasa ringan
Hanya dikendalikan tali yang panjang
Sang angin kan meliukkan raga ini
Ditambah pemandangan bumi yang berwarna-warni,

Aku senang melihat tuanku tertawa
Terkadang ia membanggakanku didepan kawannya
Atau bernyanyi, memanggil angin agar datang
Dan aku pun hanya bisa memandang,

Sepertinya aku terlalu menikmati kebebasan ini
Rasa ingin menjadi tuan sering kali muncul dalam hati
Tatkala angin bertiup bertambah kencang
Aku pun semakin ingin berlari, menuju awan dan tinggi melayang,

Aku mulai jengah
Semakin aku mendekati awan
Semakin aku melihat tuanku menjadi seekor semut
Dan aku ingin memegang kendali,

Hei, aku juga ingin bebas
Seperti dirimu yang selalu mendamba kemerdekaan
Terlepas dari tali yang rentan
Keluar dari segala aturan yang kasat mata,
Bukankah aku juga punya hak akan diriku
Akan tubuh ringan ini dan segala warna yang melekat didiriku
Tali itu hanyalah alat bantu, dan kini kurasa aku tak butuh lagi
Demikian pikirku, hanya dalam hati,

Ingin kulihat bumi lebih luas
Awan seakan mengajakku, bersamanya mengelilingi dunia
Mengantar sang matahari keufuk barat
Atau sekedar mengunjungi gunung yang berdiri megah,

Dan aku pun sadar
Sesadar-sadarnya seorang manusia yang katanya sadar
Bahwa aku akan terjatuh, perlahan terperosok dalam kubangan air
Aku hanya akan terbang bila dibantu angin, bila ia pergi maka aku mati
 
Dan lihatlah kini, aku masihlah layang-layang bertali panjang
Mempunyai tuan, meski hanya seorang anak kecil 
Kan kupikirkan bagaimana caraku kelak minggat 
Karena sekarang tuanku mulai menggulung sang benang..

menjelang senja dikota tercinta, sekelompok anak tengah memainkan layang-layang