Jembatan penghubung antara kabupaten Purbalingga dan kabupaten Sokaraja sudah diresmikan sejak setahun yang lalu. Layaknya jembatan lain yang menghubungkan dua titik. Kini jarak dari Sokaraja ke Purbalingga bisa lewat jembatan ini, bahkan Sokaraja ke Banjarnegara semakin cepat ditempuh bila dibanding jalur Sokaraja-Kalimanah-Bukateja-Banjarnegara. Roda ekonomi pun kian berputar, meski masih jarang, tapi satu-dua warung, bengkel sudah mulai bermunculan di kedua sisi jembatan. Itulah fungsi sebuah jembatan.
Rute dari Purbalingga (kota) akan melewati perempatan Kedungmenjangan, masih saja lurus kearah Kemangkon, setelah melewati SMA Kemangkon dan tanjakan yang lumayan tinggi, kita berbelok ke arah kanan (Senon) dan masih lurus saja membelah kecamatan Kemangkon yang lumayan besar. Fokus. Jalanan yang penuh lubang dan jalanan yang ramai (dikarenakan dari arah berlawanan banyak kendaraan dari Banjarnegara) menjadikan kita harus tetap waspada. Kurang hati-hati sedikit bisa terperosok kedalam lubang atau tersenggol kendaraan lain.
Jembatan kurang lebih 1 km, ini masih tergolong sepi. Rencana lain dari pembangunan jembatan ini adalah pembangunan Lanud Wirasaba yang hendak dijadikan bandara komersil. Namun pembangunan ini masih terhalang kendala ini dan itu. Dikedua sisi jembatan tergaris sungai Serayu yang panjang. Pesawahan yang hijau pun menambah suasana jembatan. Dan gunung Slamet akan malu-malu muncul diatas langit Utara.
Jalan pulang cenderung turun, lewat Sokaraja, Jompo, Kalimanah dan lurus menuju kota (Purbalingga). Rute ini kurang lebih berjarak 25 km, dan bila ditempuh dengan kecepatan sedang dan tidak banyak berhenti hanya memakan waktu 3 jam saja (pulang-pergi, berhenti 1kali waktu berangkat, 1 kali waktu pulang dan istirahat dijembatan kurang lebih 30 menit).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar