Entah sudah berapa hari hujan selalu datang
Tak siang atau malam ia mengalirkan airnya
Tak peduli anak sekolah atau petani berkata
Entah sudah berapa banyak tetes air yang tertampung
Hujan selalu datang
Padahal angin kemaraulah yang mengalun
Hujan rajin membasahi bumi
Padahal matahari sedang menyengat
Butiran pasir debu diatas daun terbang
Menimpa tanah yang basah
Bau debunya sangat menusuk hidung
Masuk dalam jiwa yang resah
Daun tertutup debu perlahan menghijau
Kubangan jalan tertutup air hujan
Anak anak segera menghambur
Berlarian dibawah siraman air hujan
Hujan datang pada kemarau
Membawa gusar pedangang es keliling
Hujan datang bukan pada waktunya
Membawa galau penduduk sungai
Entah kenapa ia datang
Sudah berubah kah alam ini
Hujan menjadi kemarau
Terbalik pula kemarau menjadi hujan
Alam, mulai resah
Hanya bisa melihat manusia yang gelisah
Mungkin hujan kala kemarau
Hanyalah pertanda alam yang bisu
Hujan, kemarau, panas matahari, dingin hujan....
Kota perwira saat hujan mengalun lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar