Minggu, 18 Oktober 2015

Kemarau Nan Panjang

Kemarau tak kunjung pergi
Meski hujan telah dirindukan setiap manusia
Sinar matahari kian membara
Dan manusia semakin berkeluh kesah dengan situasi
Siapa yang disalahkan???



Musim kemarau tahun 2015 ini terasa amat panjang, dari akhir Juli hingga sekarang, bahkan menurut perkiraan hingga bulan November. Sejumlah kekeringan tlah menyebar, panen pun banyak yang terancam gagal hingga kebakaran hutan Sumatra dan Kalimantan yang asapnya merambah negeri sebrang. Semua gegara kemarau.

Disisi lain, bila kita ingin membangun rumah inilah waktu yang tepat, ingin usaha jus dan minuman segar inilah waktu yang banyak mendatangkan laba, ingin menjemur kerupuk dan ikan asin inilah waktu yang ditunggu, inilah musim kemarau yang terkadang ditunggu oleh sebagian orang.

Seperti uang logam yang memiliki dua sisi, demikian pula dengan kemarau. Dan itulah yang dijelaskan di dua paragraf awal. Satu sisi ia membawa bencana tapi disisi lain ia juga membawa anugerah. Seperti itulah musim kemarau.

Apa yang diberikan Tuhan bukankah harus kita syukuri, tanpa perlu panjang lebar mengeluh. Demikian pula dengan kemarau, tak perlu kita saling menunjuk pihak mana yang paling bersalah. Tinggalah kita saling merenung dan memperbaiki sikap masing-masing. Apakah kita sudah merusak alam hingga menyebabkan kemarau panjang ini? Ataukah benar mereka yang telah merusaknya dengan berbagai dalih. 
 
Setelah kita renungkan tentang kemarau panjang ini, tinggalah kita menentukan sikap. Akankah kita akan bersikap seperti ini saja atau merubah apa yang selama ini kita lakukan dan menyebabkan kemarau panjang. Bila tindakan kita sebelumnya adalah merusak alam maka kita harus kembali untuk merawatnya. Mulai melakukan tindakan kecil untuk kelestarian alam ini. 
Kita bisa mulai dengan tidak membuang sampah sembarang (bila tidak ada tempat sampah, maka sampah tersebut disimpan dulu dikantong sampai kita temukan tempat sampah), mulai menghemat sumber daya alam (seperti listrik, bensin, air, dll), menghemat penggunaan plastik dan tidak membuangnya di alam bebas seperti hutan, gunung, dan laut, tidak mengotori aliran sungai dan saluran air di sekitar rumah, membiasakan menanam pohon disekitar rumah dan tindakan lain yang terlihat sederhana namun memiliki banyak arti bagi alam ini.

Dibalik kemarau itu ada ..
Siapa bilang bunga tidak mekar..
 
Penjual jus buah & kelapa muda laris manis ...
 
Olahan kerupuk, keripik pisang, ikan asin, garam, dll semuanya memuaskan ...
 
Bangunan rumah cepat kering dan cepat selesai ...
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca sedikit pemikiran ini,
Mari kita kembali pada alam meski kemarau panjang ini belum selesai..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar