Matahari bersiap masuk ke ufuk barat
Awan awan berhampar bergelayut langit
Udara Juni panas bercampur hujan
Bertabur debu yang nanti tersiram air hujan
Tadi pagi,
Entah mengapa langit murung
Terlihat matahari enggan bersinar
Terlihat burung - burung malas terbang
Tadi pagi,
Entah mengapa pembawa acara berita tampak lesu
Terlihat tak bersemangat membacakan warta
Terlihat ada yang mengganjal dalam pilu
Angin membawa kabar
Membawanya dari atas gunung yang tinggi
Membawanya pada lembah yang dalam sunyi
Tersiar pada seluruh rakyat dan mahluk yang bersinar
Pejuang kita telah gugur
Pejuang yang membela rakyat
Menghabiskan hidupnya dalam kubungan lumpur
Tak bermandikan kemilau harta apalagi jasa dan pangkat
Pejuang kita telah kembali pada keabadian
Bersama pengorbanannya yang semoga tak sia sia
Pejuang kita telah kembali pada ketidak adaan
Bersama angin dan tangis manusisa
Tak ada lagi pejuang lagi
Pada siapa nasib ini kita serahkan
Pada siapa kita berkeluh kesah
Pada siapa kita meminta bantuan
Hanya ada satu kata dari Pejuang
"Berjuanglah" katanya selalu
Pejuang telah tiada
Kini kita harus meneruskan wasiatnya
Mari kita berjuang
Berjuang untuk kita sendiri
Berjuang tuk nasib kita yang terombang ambing
Kita harus berjuang dan menjadi Pejuang selanjutnya
disudut kota kecil yang nyaman....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar