Rabu, 04 Maret 2015

Akhir dan Awal


Kumpulan puisi saat kita menyaksikan sebuah perpisahan abadi. Kematian memang bukanlah mainan, tetapi menjadi pelajaran bagi setiap insan yang bernyawa. Karena semua pasti akan berpulang pada Sang Kuasa..

Saat Beliau Pergi

Riuh tangis mengiringi
Deras air mata membanjiri
Sesak terasa dalam dada
Rasa bergemuruh dalam jiwa

Beliau telah pergi
Dijemput Sang Malaikat Maut
Beliau telah tiada
Dihadapkan pada keabadian

Hanya tinggalkan memori bersama
Hanya tinggalkan kenangan indah
Kita hanyalah bisa berdoa
Kita hanyalah bisa berduka

Suara adzan terdengar
Mengingatkan pada kefanaan dunia
Senja telah digelar
Mengingatkan pada Kuasa Sang Rabb Illahi
15 Oktober 2014
kematian pertama ditempat kerja


Kematian yang Fana

Apakah aku mati?
Tubuhku dapat bergerak
Bisa berjalan dan makan seperi orang
Nadi jantung masih berdetak
Dapat bernafas dan berak seperti orang

Tapi, suatu waktu
Sudah kulupa tanggal dan nama hari
Hanya kuingat sinar mentari
Mulai terhalang rintik hujan dini hari

Terbangun dari mimpi buruk
Dalam belenggu dunia tidur
Sesaat jiwa belum terkumpul
Dan pandangan menjadi jauh

Pertama kusadari rasaku telah hilang
Tak kurasakan indahnya pagi hari
Saat hari mulai berganti
Makin kuyakini aku tak bisa merasakan

Tak ada tawa bila ada canda
Tak ada tangis bila ada sedih
Tak patah hati saat kekasih pergi
Tak ada malu saat ada salah
6 Desember 2014
entah dimalam yang sepi

Tak ada Jalan Kembali
Senja baru pergi
Menjejakkan gelap dibumi
Semilir angin perlahan
Menggiring malam dengan pelan

Isak tangis menyeruak
Sesal datang menghampiri
Suara teriak hingga serak
Memanggil segala memori

Ia telah pergi
Memulai jalan tanpa nama
Ia telah tak ada
Memulai jalan yang abadi

Tak terlihat lagi senyumnya
Sekarang hanya tubuhnya yang kaku
Tak terpancar tajam pandang matanya
Menyisakan raga yang mulai beku

Waktunya telah berakhir
Ruangnya berhenti berputar
Tak ada jalan kembali
Gerbang kematian telah dibuka

Senja kian menjadi
Malam kian larut sepi
Sang Rabb Pemilik Masa dan Ruanglah tempat kembali
Sang Rabb Pemilik Manusia dan Alamlah yang abadi

17 Januari 2015
kematian kedua ditempat kerja

Saksi yang Tak Abadi

Hari itu aku menjadi saksi
Meninggalkan seorang nenek tua
Penyakit umur membuatnya lupa
Pada anak cucu dan duniawi

Saat napas yang terakhir
Jiwa nenek tua telah berangkat
Saat air mata kami mengalir
Senyum nenek tua seolah terangkat

Telah dinantinya dari seminggu yang lalu
Malaikat maut adalah tamu yang ditunggu
Tuk melepaskan sgala kesakitan
Membawanya dalam keabadian

Juga pada waktu itu
Kusadari akan sesuatu
Kematian adalah akhir masa duniawi
Namun kematian juga awal yang abadi

Tuhan, tempat kami bermula
DiciptakanNya kami dengan tujuan mulia
Tuhan, tempat kami berpulang jua
Dengan segala amal dan dosa 

7 Februari 2015
disaat hari orang berisitirahat sejenak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar