Rabu, 23 Oktober 2013

Esai Klawing

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. .(http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html)
Esai ini dibuat hanya sebagai bahan pembelajaran tentang alam, bahan pembelajaran tentang cara menulis yang lebih baik. Esai ini tidaklah dimaksudkan untuk menyinggung apalagi untuk menghakimi beberapa pihak. Esai ini masih jauh dari kesempurnaan sebuah tulisan, karena itu penulis meminta maaf dengan setulusnya atas segala kesalahan penulisan kata atau pun ada kata - kata yang menyinggung para pembaca. Seluruh foto dalam esai ini adalah benar dan bukan hasil editan. Diambil dari beberapa sudut sungai Klawing yang mengalir di desa Penaruban.
  
Alam memang tercipta untuk membantu kehidupan manusia, bahkan alam tercipta lebih dahulu dibandingkan manusia. Dalam kehidupan, manusia sangat bergantung pada alam. Kita memerlukan pepohonan untuk membuat oksigen sebagai udara yang kita hirup, kita memerlukan kekayaan laut akan beragam ikan, mutiara, dan beragam jenis lainnya. Namun sekarang ini, manusia sering kali egois, hanya berpikir untuk urusan perutnya sendiri tanpa peduli pada alam sekitar. Bencana alam dan berbagai gejolak alam dimasa lalau harusnya menjadi pelajaran tersendiri bagi manusia akan betapa hebatnya kekuatan alam ini.
Sungai Klawing adalah satu bagian dari alam, yang mengalir di beberapa desa dari ujung hingga akhirnya. Seiring perkembangan pembangunan sekarang ini sungai Klawing mengalami penyempitan, dikarenakan adanya pembangunan bendungan di Slinga. Yang tadinya dialiri air sekarang ini berubah menjadi daratan tanah yang kosong. Seperti yang terjadi di perbatasan Penaruban - Kalikajar (legok) tanah yang kosong telah ditanami pepohonan yang menghijau. Sekarang aliran sungai dibagian ini telah menengah dan mulai jauh dari tepi yang dahulu.


Dari tahun ketahun penambangan pasir dan batu semakin banyak jumlahnya. Hanya ada satu perusahaan di Penaruban dan kebanyakan yang lain oleh warga setempat. Penambangan pasir dan batu ini ibarat menemukan harta karun yang (belum waktunya) tak habis. Mereka tinggal datang kesungai, mengangkutnya dan kemudian menjual pada orang yang membutuhkan.Penambangan ini masih dilakukan secara tradisonal, belumlah sampai mengguakan mesin yang canggih. Para lelaki mengangkut pasir dan batu, sementara para wanita bekerja sebagai pemecah batu.Hasil dari penambangan pasir ini dapat digunakan untuk membantu perekonomian warga setempat.
Tak hanya penambangan pasir dan batu yang mengakibatkan terjadinya kerusakan di sungai Klawing, tetapi juga adanya warga yang membuang sampah di pinggiran sungai Klawing alias nyampah nang Klawing. Warga masih berpikir bahwa pinggiran sungai merupakan lahan yang tepat untuk membuang sampah karena, lahannya luas, sepi dan jarang dikunjungi oleh warga sekitar. Mereka tidak berpikir apakah sampahnya nanti telah benar - benar membusuk, turun kesungai atau menjadi lautan lalat dan nyamuk. Tapi nyampah di Klawing hanya terlihat di pinggiran sungai saja, lihat saja seperti di jalan setapak dari makam ke legok,, meski tak terlalu dekat dengan tepi sungainya, tapi dapat kita lihat sampah yang ada
Tak bisa dipungkiri kegiatan penambangan pasir membawa dampak positif yang telah dirasakan warga sekitar dan pemerintah. Meningkatnya pendapatan bagi mereka yang menambang pasir adalah hal yang paling banyak dilakukan. Hal ini juga diiringi penurunan jumlah penangguran, karena para warga terserap pada lahan penambangan pasir ini. Tak hanya mereka warga sekitar pun menjadi kreatif, mereka dapat membuka warung yang menyediakan makanan, minuman, rokok bagi para penambang pasir 
Ibarat uang koin yang memiliki dua sisi, penambangan pasir pun memiliki sisi negatifnya. Ditambah dengan adanya pembuangan sampah dipinggiran sungai menjadi dampak negatif menjadi lebih banyak. Meningkatnya polusi udara, peningkatan debu dapat menyebabkan kualitas udara disekitar sungai menurun. Terjadi juga penurunan kualitas air yang menjadi kurang jernih. Dapat terjadi longsor karena terjadi lahan terbuka bila muim penghujan dan bila musim kemarau akan menyebabkan debit air menjadi menipis. Jalanan disekitar sungai pun sering terjadi kerusakan karena sering dilalui truk - truk bermuatan pasir dan batu. Selain itu sampah - sampah yang menumpuk dapat menyebabkan adanya lalat dan nyamuk yang membawa berbagai bibit penyakit, hal ini juga menjadi pemandangan yang sangat tidak enak bila dipandang mata.
Peranan masyarakat dan pemerintah sangatlah penting. Para penambang pasir dan batu tidaklah mungkin untuk dihentikan. Hal ini akan berdampak besar pada kehidupan mereka. Yang dapat dilakukan adalah hendaknya mereka dapat mengurangi jumlah tambangnya, sedikit saja. Bagi para warga yang masih membuang sampah di pinggiran sungai, harusnya dipisahkan antara sampah yang dapat terurai dan tidak dapat terurai. Misalkan plastik, harusnya dibakar secara rutin, karena plastik adalah bahan yang sangat sulit untuk terurai, diperlukan puluhan tahun untuk dapat terurai bersama tanah. Untuk dedaunan atau sayuran dapat ditimbun dan dijadikan pupuk. Dari pihak pemerintah pun sangat diharapkan untuk dapat mengawasi kegiatan ini. Mereka jangan hanya duduk manis dikantor saja, hanya menandatangani laporan saja. 
Pemerintah janganlah hanya sibuk untuk urusan membangun suatu gedung yang belum diperlukan. Pemerintah harus bijak dalam membuat peraturan tentang alam.

Pada dasarnya Allah S.w.t. telah melarang kepada manusia agar tidak merusak alam, hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqoroh ayat 11 :
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَتُفْسِدُوْا فِى الاَرْضِ…
“ Dan apabila dikatakan kepada mereka : Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi “

Sebagai manusia yang bergantung pada alam, marilah kita mulai lebih dekat lagi dengan alam. Mari kita bersikap dan berpikir apa yang terbaik untuk kita dan untuk alam juga. Marilah kita beriringan berjalan dengan alam dikehidupan ini... Save Our Nature


Gambar - gambar lain :














Tidak ada komentar:

Posting Komentar