pencarian
Hari itu
Saat mentari dengan malas keluar, awan pun menjadi kelabu
Meski malam tak lagi berjejak, dan ini bukanlah di ibukota yang penuh sesak
Sama seperti malam yang pergi, demikian dengan bunga
Bila kemarin telah mekar, tapi tidak pagi ini, dia kan layu, jatuh dalam peluk tanah
Berganti dengan yang lain, yang masih membara semangatnya
Laju matahari tak kulihat, dan sekarang dia telah naik, menghangatkan bumi,
Orang-orang mulai sibuk, seperti halnya petani ini,
Terdengar teriakannya mengusir kawanan burung, mengusik padi yang siap dituai
Hamparan padi bagi lukisan, berdiri gunung diujung sana
Aliran air membunyikan alam, dari atas ia kebawah
Aku ingat nasihat ayah, yang kini telah tiada, tinggal di alam yang tak fana
Hiduplah dengan ilmu padi, makin tinggi ilmu makin rendah hatinya
Untuk apa hidup penuh kesombongan, semua hanyalah titipan sang Pencipta
Kudapati bunga waru berjatuhan, diantara angin sore
Mereka yang tak lagi berarti, melepas segala keindahan
Dan waktu terus bergulir, membawa dunia untuk berputar
Senja telah mengintip, menunggu matahari digaris batas
Karena malam telah menunggu, resah dan gelisah
Demikian cerita di hari libur Natal, terimakasih sudah berkunjung
Gunung Slamet yang berdiri kokoh menitipkan salam untukmu
Whoaaa... Kereeennn...
BalasHapusterima kasih, tapi belum sekeren cerbung di fiksilizz..
Hapusrasanya masih perlu banyak belajar untuk menulis seperti mba Lis, sederhana, dekat dihati, nyaman, dan enak dibaca