Sabtu, 11 Maret 2017

Dia (Hanya Sebuah Kenangan)

Oh bintang di surga
Berikan cerita
Dan kasih yang setia
Dan cahaya nyata

Akhir lagu itu berakhir tepat bel istirahat selesai. Akibatnya anak-anak berlarian masuk kelas masing-masing. Mereka bergegas, beberapa anak berlari, beberapa anak berjalan namun beberapa anak juga tetap menikmati suapan baksonya. Dari kantin, mushola, lapangan, perpustakaan semua tempat untuk istirahat perlahan ditinggalkan. 

Dia selalu setia dengan gitarnya, demikian pula 3 temannya, selalu disampingnya. Dia adalah salah satu dari empat sekawan dari kelas sebelah. Kelasnya berada ditengah, antara kelasku dan ruang perpustakaan. Dan dia salah satu alasan kenapa ruang perpustakaan adalah tempat istirahat yang nyaman.


Secara fisik ia hampir sama dengan teman-temannya. Tapi dilihat dari segi seni, dia memiliki nilai lebih, nilainya selalu tertinggi. Jago gambar, pandai main gitar dan suaranya juga merdu. Tak lupa ia rajin ke mushola. Lengkap sudah remaja pria itu.


Suaranya yang terdengar sampai di perpustakaan membuatku membayangkan rupanya. Saat aku memilih buku di rak, tiba-tiba dia pun melakukan hal yang sama. Lalu mata kami bertemu, sejenak saling menatap dan kemudian tersenyum bersamaan. Ah, seandainya itu terjadi ..


Sayangnya rasa ini hanyalah kenangan seorang. Cinta monyet yang bertepuk sebelah tangan. karena ia terlanjur 'jadian' dengan teman sekelasnya. Dan lagu diatas, adalah lagu favoritku sekaligus lagu untuk menyatakan cintanya pada pacar itu. Duh, nasib cinta monyet yang menyedihkan.


Dan untuk beberapa tahun hanya bisa menjadi pengagum rahasia, diam-diam menikmati senyumnya.




Sekian cerita singkat ini, maafkan tidak bisa berpanjang lebar karena beberapa hal pribadi. Terima kasih sudah mampir di blog ini dan menyempatkan membacanya.


Terkirim salam hangat dari kota kecilku yang sedang mendung.
Di sore hari Sabtu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar